Selasa, 30 November 2010

cerpen

 chinta


Sudut sepi kembali menyergap, menyergap kapan saja dan dimana saja, bahkan ketika sesuatu yang penting tak pernah aku sadari sebelumnya. Dingin membeku dan hampir merontokkan cintaku yang kini telah meleleh. “adiit …” teriakku untuk kesekian kalinya. Tetap saja ia tak pernah menghiraukanku atau bahkan tak sedikitpun, mendengar ucapanku. Ia tetap meneruskan jalannya yang 2* lebih cepat dariku. Sakit rasanya. *** 26 April 2010 2 minggu aku terus menunggu pesan dari Adit, aku berharap ia dapat mengerti. Dan akhirnya (ku kan setia menjagamu bersama dirimuu, dirimuu) nada itu mengalun, dan penantianku selama ini akhirnya pupus setelah adit berpesan Semuanya telah berakhir dis, Entah kapan kita bisa bertemu lagi Besok aku akan pergi ke Bangkok menyusul ayah dan kak Rey. Terima kasih untuk semuanya Dis, Setelah membaca itu aku benar-benar terpukul, Karena semua yang aku harapkan, yaitu bisa selalu bergelayut mesra di lenganmu raib sudah. Entah kapan aku akan sanggup menghapus jejakmu… 2 Mei 2010 Hujan turun disertai hentakkan keras sang kilat mega hingga menginjakkan kakinya di bumi. Disty, masih saja melihat tetesan hujan sambil melihat wajahnya di pantulan jendela kamarnya. Warna tumbuhan yang hijau ia rasakan begitu damai. “andai saja Adit disini” jawab Disty, ucapannya begitu pelan dan disertai nada panjang, membuat jendela sedikit beruap. Disty menulis di uap itu, Adit & Disty dan membiarkannya menghilang. Pagi yang indah, tapi tak seindah ketika aku bersama Adit, aku memang tak kenal lama dengan Adit, meskipun dia kekasih Dina sahabatku, tapi hati ini tak bisa berbohong dan mencoba menghilang dengan mudah bagai membalikkan telapak tangan. “aku tau, lo marah ama gw dit, ini memang gila” seruku sambil duduk di sofa sebelah tempat tidurku seraya memeluk dua kakiku yang terlipat. Terdengar suara yang muncul semakin dekat “dis, ada Dina tuh.” Teriak mama dari luar kamar, sambil membuka pintu “oh iya !!!” jawabku sambil keluar dan menemui Dina. Dina maafkan aku, mungkin ini gila dan cukup tragis, aku tahu kamu sayang sama Adit, aku juga tahu itu tapi memang ini jalan terakhir, aku akan mencoba lupakan adit.. “eh, dina . .” sapaku sambil ambil posisi disebelahnya. “jalan yuk, ke kafe biasa, temenin gw yah !!” pinta dina sambil sedikit berbisik. “iya, bentar ya. Ganti baju dulu” jawabku sambil sedikit berjalan ke tangga. “iya” akhir dina. Suara lagu klasik setia menemani keberadaan dua sahabat yang dari SMP berteman ini. Disty yang punya sifat ceria, pintar, dan cantik. Sedangkan Dina yang punya sifat pendiam, baik hati, dan manis. Mereka berdua juga berurutan dalam absen dan selalu Dina baru Disty, banyak hal yang telah mereka lalui. Sekarang mereka pun SMA di tempat yang sama yaitu SMA Bhakti Bulan, gak jauh dari rumah dina. “gw heran sama sikap Adit, yang tambah perhatian” “wah bagus dong !” jawabku meskipun perih dan ternyata Adit memang tak pernah menghiraukanku. “iya, nih liat video aku pas ulang tahun dia. Romantis kan ?” sambil memperlihatkan video yang benar-benar membuat hati sakit dan terpukul. Selama Disty suka sama Adit, kemesraan yang diperlihatkan Adit semakin gencar, jelas ! penolakan secara tak langsung membuat hati perih dan Disty harus pintar-pintar menutupi perasaannya, dan sebagai sahabat karib ia harus ikut senang juga melihat sahabatnya itu. Ukh, akhirnya selesai… Ya tuhan, kenapa aku suka sama Adit ? pacar sahabatku sendiri ? Ya tuhan, aku ini bersalah… Doaku secara tak langsung ketika pertemuan itu selesai, Aku kembali duduk di Sofa kembali memeluk kakiku yang terlipat Sejenak aku diam dan menutup jendela karena malam telah semakin surut. 3 mei 2010 Pagi menjelang, matahari telah muncul dan duduk manis di langit yang biru dan udara yang cukup bersahabat. Untuk udara sekelas kota Bandung yang dinginnya bisa menusuk tulang, apalagi aku tinggal di hampir lereng gunung. Aku mencoba mengingat, Kenapa Adit lagi Adit lagi ? selalu ada bayangan adit yang benar nyata terlintas difikiranku, Tadi pagi aku sarapan, dan aku terbayang ketika Adit bilang “makan yang banyak yah…” Terus baru saja aku mengulas wajahku dengan bedak, aku terfikir kala Adit bilang “udah cantik ko !!” “akkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhh” teriakku dalam hati sambil mengusutkan rambutku. Aku baru sadar, besok ulang tahun Dina yang ke 17, wah sweet seventeen pasti adit datang. “Disty inget, Adit hanya punya Dina, sahabat lo !!!” seruku sambil pergi sekolah. *** Bel berbunyi, namun Disty masih saja duduk di kelas sambil melihat Kartu undangan yang diberi Dina tadi saat istirahat. Waktu menunjukkan pukul 14.52 , tapi Disty tetap tak bergeming dari tempat duduk yang memang paling sudut depan meja guru. Ketika ia sadar waktu telah menelannya jauh lebih dalam ke dalam lamunan kosong, ia lihat jam dinding di belakangnya. “hah udah jam 3 sore !!” seru Disty, Tiba-tiba muncul kembali bayangan Adit yang duduk bersilangan dengannya tepat di sudut paling belakang sebelah kanannya ketika ia menoleh tadi. “mau terus duduk disitu, bukannya kamu pernah bilang kelas kamu angker ya, apalagi tempat yang aku dudukin sekarang ?” sambil tersenyum Adit, menatapku. Tapi saat aku mengedip, bayangannya hilang. Aku segera lari meninggalkan kelas, dan lari di koridor yang terasa tak ada ujungnya. 4 mei 2010 Hari ini hari yang special buat sahabatku, karena di umur yang sudah 17 ini umur yang menjadi pintu segalanya, bisa punya KTP dan SIM jadi kalo Dina antar aku ke Toko Buku kita gak usah menghindar dari kejaran Pak Toto, Polisi lalu lintas yang selalu nge.gap aku dan Dina karena gak punya SIM dan KTP. Umur 17 yang kata orangtua baru boleh pacaran, dan bisa nonton film dewasa yang terbatas umur di umur 17, Disty telah takut melalui hari ini, ingin sekali Disty meminta pada tuhan untuk loncat ke tanggal 5. Tapi mau gak mau Disty harus siap dengan segalanya dan ketemu dengan Adit. Disty datang lebih awal dari undangan yang meminta para tamu undangan datang pukul 10.00. Sedangkan Disty datang 1 jam sebelumnya. Dengan dibalut baju dress panjang selutut, highheels berpita berwarna jeruk, rambut yang di gelung dengan tusuk konde setengah dari rambutnya, dan lipgloss pink membuat Disty cantik, lain dari biasanya yang apa adanya. Meskipun selalu paling cantik, tetap saja selalu Dina yang mendapatkan segalanya. Semua cowok yang Disty suka, selalu lebih suka ke Dina. “eh, dis, kok kamu dateng jam segini ?” tanya Dina, dengan baju tidur yang baru akan dirias. “aku ada urusan, jadi harus datang lebih awal. Happy birthday ya My Bestfriend” sulit sekali Disty mengucapkan Bestfriend, dalam fikirannya apakah dia masih layak dipanggil sahabat ? “oh, iya. Ngga makan dulu ?” tanya Dina, sambil menuntun Disty duduk di meja yang dipenuhi minuman, dan kue. “aku ke Florist dulu ya, katanya ada pembukaan cabang lagi” pinta Disty. “dasar mama kamu, pinter banget kalo soal bunga” akhir Dina. Waktu menunjukkan pukul 10.30, Aku kembali datang dengan sepuket bunga Lili kuning kesukaan Dina. Aku mempercepat langkah, tapi tertahan dari balik pintu dan mencoba melihat hal ini untuk kesekian kalinya. Satu tetes air mataku tumpah ketika hati ini benar-benar sakit, beberapa tetes lagi air mataku tumpah lebih banyak, aku mencoba menahan, tapi terlalu sering aku menahannya. Menahan ketika Adit, kirim sms “AKU HANYA CINTA KAMU” ke ponsel Dina, tepat ketika aku menyatakan cinta ke Adit. Menahan ketika Adit mencium kening Dina dihadapanku. Puket itu jatuh seketika, aku segera meninggalkan halaman rumah Dina dan mengundurkan niat untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku pergi ke tempat yang paling indah, diatas gedung ayah. Disana aku bisa nangis, dan teriak tanpa terusik siapa pun. “Tuhan jelaskan kenapa aku terlalu cinta sama pacar sahabatku sendiri, ini jelas salah dan terlalu ganjil. Aku gak bisa lihat Adit untuk kesekian kalinya mencium kening Dina seperti tadi. Aku rela 1000 cowok yang aku suka lebih suka sama Dina, tapi tolong lepaskan Adit untuk aku…” “sebenarnya aku cape selalu jadi tokoh dibalik layar Dina, Dina selalu dapat pujian dari para lelaki yang aku suka, banyak yang bilang Dina lebih manis daripada aku. Tapi gak apa-apa aku rela, aku turut senang kalo sahabat aku senang. Sudah cukup pengorbanan aku ?” tanyaku dengan menatap ke bawah gedung. Tak lama ketika Disty berkata seperti itu, Adit dan Dina datang. Mereka melihat Disty jauh lebih nekat, entah kenapa dia berani duduk dipinggir gedung. Dina menganggap Disty mau bunuh diri, namun ketika Adit mengulurkan tangannya Disty terpeleset dan kalian pasti dapat menyimpulkan sendiri. Disty jatuh dari gedung setinggi 102 m. Entah takdir atau memang Disty dapat duga, ia sempat merekam suara terakhirnya yang bicara “hai Adit, hai Dina !!, sahabat baikku dari dulu. Maafkan aku ya Dina, aku sebenarnya mencintai Adit. Tapi aku harus melupakan Adit, karena aku tahu Adit gak akan pernah jadi milik aku. Aku juga bingung kenapa dari sekian banyak lelaki Adit lah yang aku suka, tapi aku akan coba lupakan rasa ini meski perih banget. Kamu akan selalu jadi sahabat aku, kapanpun din, sampai mati din, dan Adit, jagain sahabat aku ya saat aku gak ada disisinya. Meskipun cinta aku sama kamu dalem banget tapi aku akan simpan itu sebagai kenangan indah meski berakhir sulit. Dah” 3 bulan setelah kepergian disty, Dina menjadi pendiam dan stress berat, sampai harus di rawat di RSJ. Adit pun masih terus dihantui rasa bersalah. Dan sekarang Disty telah damai di tempat yang gak akan membuatnya menangis lagi
tomorrow never come
Ternyata aku memang mencintainya. Setiap malam aku memikirkan ini, dan sekarang baru aku merasa yakin kalau rasa ini memang hanya untuknya. Semakin aku mengenalnya, seakan aku tak bisa lepas lagi darinya. Michelle, aku sangat mengagumimu. Sosok yang begitu sederhana. Yah, alasan itulah yang selama ini membuatku tak berani meneruskan rasa ini. Aku, seorang pemilik bisnis komputer yang cukup terkenal, tak mungkin bisa jatuh cinta pada seorang gadis biasa seperti dia. Aku yang lulusan S2 sebuah PTN terkenal di Jakarta tak mungkin bersama gadis yang hanya lulusan SMA. Aku yang terus berprestasi sepanjang masa studiku hingga sekarang berkarir, tak mungkin berniat serius dengan anak seorang pemilik warung pinggir jalan seperti dia. 6 bulan lebih aku tetap pada pemikiranku itu. Sungguh, aku tak mungkin bersama dia. Apa kata dunia bila aku pacaran, dan akhirnya mengikat janji dengan gadis yang tak setara denganku?Dan aku yakin bisa menghilangkan rasa yang sebenarnya telah tumbuh sejak pertama bertemu dengannya, di warung milik ayahnya. Sampai hari ini tiba. Keyakinanku goyah. Yah, ternyata semua prediksiku salah. Aku tak bisa melupakannya, sedetik pun. Terlebih akhir-akhir ini. Entah apa yang membuatku begitu mengaguminya diantara gadis-gadis lainnya. Ada banyak pilihan buatku, gadis selevel, pintar, berkarir, dari keluarga yang disegani, tapi aku tak pernah bisa memilih. Tak ada satu gadispun yang sanggup menyita waktu dan pikiranku seperti Michelle. Aku akui setahun yang lalu aku pernah berniat serius dengan salah satu branch office managerku di kantor cabang daerah Surabaya. Dia pintar, disiplin, loyal, dan yang paling penting, dia juga berniat serius denganku. Tapi aku juga tak mengerti kenapa tiba-tiba saja perasaan itu hilang justru setelah kami semakin saling mengenal, dan akhirnya aku membiarkan dia dinikahi seorang staff perbankan rekanan bisnisku. Yap, istilahnya, aku jadi mak comblang untuk orang yang katanya aku sayangi. Aneh kan? Akhirnya setelah aku mengenal Michelle, aku tahu jawabannya. Aku hanya mengagumi saja, bukan mencintai. Dan aku merasa berbeda dengan Michelle. Walaupun sebelumnya ada banyak penyangkalan dan pemikiran rasional atas perasaanku padanya, kenyataannya, aku mengakui sekarang. Aku sedang jatuh cinta!
***
Saat itu aku melihatnya sedang membantu seorang nenek menyebrang di jalanan yang memang sangat ramai. Entah kenapa tiba-tiba saja aku menghentikan laju mobilku dan memutuskan mengikutinya. Ternyata dia lalu masuk di sebuah warung pinggir jalan tak jauh dari tempatku berdiri memandangnya. Pandanganku terus mengikutinya. Dia sibuk melayani pembeli. Dengan tangannya yang cekatan dia membersihkan meja, mengantar pesanan, menerima pembayaran dari pembeli, sesekali menyeka keringat yang menetes di dahinya. Tanpa sadar, hampir dua jam aku disana memandangnya. Dan hal itu berlanjut terus hingga satu minggu. Aku tetap berdiri disana, sampai pada hari ke delapan pengintaianku, aku memutuskan untuk makan di warung itu. Sebuah keputusan sulit karena sebelumnya aku tak pernah makan di pinggir jalan. Aku termasuk orang yang sangat berhati-hati dengan makanan. Tapi toh akhirnya aku masuk juga, dan mulai memilih makanan apa yang akan aku santap. Dia datang, menawarkan menu andalan warungnya. Aku mengikuti sarannya, es kelapa muda dan soto babat tapi tanpa nasi, karena aku tak biasa mengenyangkan diri di pagi hari. Dia berlalu, melayani pesananku dengan bantuan seorang lelaki paruh baya yang akhirnya aku kenal sebagai ayahnya. Saat dia datang lagi dengan pesananku, aku benar-benar tak mengerti apa yang membuatku nekat melakukan ini. Dia biasa saja, sekilas tak ada yang menarik dari wajahnya. Sampai saat aku melihatnya tersenyum pada ayahnya sewaktu mereka asyik bercanda. Akrab sekali. Warungnya memang masih sepi, karena mungkin memang masih terlalu pagi. Dan aku memang sengaja memilih waktu ini agar aku bisa menemukan jawaban atas kelakuan anehku seminggu ini. Akhirnya aku temukan. Kesahajaannya, semangatnya, rasa percaya dirinya, keramahannya, juga senyumnya. Aku terpesona pada dirinya. Hingga berbulan-bulan aku selalu sarapan di warung itu, berkenalan dengan ayahnya. Membicarakan obrolan-obrolan ringan seputar topik-topik hangat yang menjadi headline di surat kabar, hingga cerita soal keluarganya. Ternyata ayah Michelle open mind person, berwawasan, dan sangat bijak menyikapi suatu masalah. Aku tak pernah canggung dibuatnya. Dari obrolan biasa, hingga masalah serius menyangkut masa depanku aku bicarakan padanya. Tak jarang Michelle turut menyela saat dia tak sibuk melayani pembeli. Menanggapi omongan ayahnya yang kadang memang suka diselingi dengan canda. Aku seakan merasa begitu dekat dengan mereka, disamping perasaan lain yang aku rasakan semakin tumbuh subur pada Michelle. Tapi seperti apa yang aku ungkap sebelumnya, aku tak berani mengakui kalau ini adalah rasa cinta, hanya karena status sosial dan keadaan Michelle yang sangat sederhana. Tapi pagi ini, setelah semalaman aku berpikir keras, aku akan mengubahnya. Yah, aku sudah mantap pada pilihanku. Aku sudah tahu banyak tentang latar belakang Michelle. Studinya mandek bukan karena otak Michelle tak mampu, tapi karena dia mengalah untuk adik-adiknya. Tak meneruskan studi tak membuat Michelle berhenti belajar. Banyak yang dia tahu, termasuk masalah komputer. Rasa ingin tahunya sangat tinggi, membuat aku semakin tak bisa melepas pesonanya. Yah, hanya keadaan yang kurang menguntungkan baginya. Dan sekarang, aku ingin sekali membuatnya bahagia. Berhenti memikirkan nafkah untuk keluarganya. Karena aku yakin sanggup menafkahinya, lahir dan batin, termasuk menyekolahkan kedua adiknya. Aku semakin mantap dengan keputusan ini. Segera kupacu Soluna hijau metalikku dengan hati yang tak menentu. Kali ini aku berniat memarkirnya di depan warung ayah Michelle, agar dia yakin aku bisa mencukupi kebutuhan materinya. Selama ini aku memang tak mengenalkan diriku yang menjadi direktur utama perusahaan spare part komputer dengan banyak kantor cabang di seluruh Indonesia. Yang mereka tahu aku hanya seorang wiraswasta yang sedang meniti karir. Aku tak berniat membohongi mereka, hanya saja aku tertarik dengan ketulusan dan keramahan mereka pada setiap orang, tak perduli status sosial mereka. Dan itu menjadi satu bukti padaku, bahwa mereka, terlebih Michelle tak berorientasi pada status dan materi bila mengenal seseorang, berbeda dengan orang-orang yang selama ini berada di dekatku. Setelah tikungan itu aku akan segera sampai, tapi ups!!! Nyaris saja aku menabrak seorang nenek tua yang menyebrang tertatih. Untung aku cepat menguasai keadaan hingga mobilku bisa berhenti di pinggir jalan sebelum sempat menabrak pohon beringin besar di sisi jalan itu. Huff!! Aku menarik nafas lega. Aku keluar, hanya ingin mengetahui keadaaan nenek tua itu. Tapi kelihatannya dia baik-baik saja, hanya agak terkejut sedikit mungkin. Tapi sudah ada banyak orang yang datang dan menolongnya, termasuk Michelle. Dia segera memeluk nenek tua itu sebelum dia menjerit dengan kerasnya. Aku heran melihatnya. Nenek itu baik-baik saja, bahkan sekarang bisa berdiri tanpa bantuan Michelle. Tapi Michelle terus menatap ke arah mobilku sambil meneteskan air matanya. Lirih juga kudengar dia menyebut namaku. Lalu datang ayah Michelle, melihat keadaan dan menenangkan Michelle. Ada segulir air mata jatuh di pipinya. Aku tak mengerti. Segera saja kudekati Michelle, gadis yang ingin kunikahi itu. Aku tak tahan melihatnya menangis tersedu seperti ini. Tapi seakan dia tak melihatku, berlari mendekati mobilku. Ternyata ada banyak orang di sekeliling mobilku, menarik tubuh seorang lelaki muda yang bersimbah darah dari kursi depan mobilku. Aku heran, dan berjalan mendekat. Melihat Michelle yang masih terus menangis, juga ayahnya. Lalu aku melihat wajah itu, penuh darah, tapi aku masih bisa mengenalinya. Dia adalah aku�
Cinta di internet
Pagi yang cerah Dina terbangun dengan suara alarm jam dikamarnya. Dia kesal dengan jam itu karena membangunkannya jam 5 tepat. Pasti ini kerjaan bibi�sahut dina kesal�.dengan wajah murung dia pergi ke meja makan, kenapa kamu dina�kata mamanya. Dina bete ma jam itu membangunkan dina jam 5. Yah udah kamu sarapan dulu ghih.iya ma!!!, kata dina kesal.
Sesampai di sekolah di meja dina sudah ada setangkai mawar putih kesukaannya, siapasih yang kasih bunga ini. nggak tau din! Itu sudah ada di meja kamu tadi, Sahut vita teman akrabnya. Dina kesal dengan orang yang memberikan bunga itu kepadanya. Sudah dua minggu ini bunga itu selalu ada di mejanya tanpa tau siapa pengirimnya.
Bel istirahat berbunyi, dina dan teman-temannya pergi kekantin. Sesampai di kantin, dina dan temannya melihat roni cowok tertampan di sekolah itu. Tapi anehnya dina tidak tertarik sama sekali pd cowok itu. Din, kok lo nggak tertarik sih sama cowok tertampan, terkaya disekolah ini?tanya vita. Eh bukan juga kaya dia itu baik hati, dan dia belum pernah nembak cewek Cuma cewek yang nembak dia, tambah rini. Trus maksud lo gw harus jatuh cinta gitu ma dia. Yah bukan begitu juga din, tapi e�lo itu cewek tercantik disekolahan ini, masa� lo nggak tertarik ma cowok setampan roni sih?.jangan-jangan e�lo nggak punya naluri perempuan yah? Sahut eka. Bercanda lo, gw nggak suka sama dia karena gw suka sama seseorang yang diinternet itu!. Maksud lo si rudi!sahut eka. Iya emang kenapa?, tapi kan lho belum pernah ketemu ma dia!!.jawab rini. Dina hanya tersenyum mendengar ucapan rini.
Bel pulang berbunyi. Roni dari jauh memperhatikan dina, dia memperhatikan dina yang keluar dari kelasnya, maklum kelasnya berdekatan!. Rini melihat roni yang memperhatikan dina dengan tatapan naksir!!.din..din.. e�lo liat roni tadi nggak?. Nggak gue nggak liat emang kenapa?tanya dina. Dia memperhatikan elo itu dengan tatapan naksir!!. Bercanda lo rin!! Sahut dina. Eh beneran lho din. Iya, dia memperhatikan elo itu dengan tatapan naksir! Tambah eka. Dina kembali tersenyum dengan perkataan teman2nya itu.
Sesampai dirumah dina chating sama temannya si rudi. Anehnya dina belum pernah melihat wajah rudi di chating. Hanya rudi yang bisa melihat dina karena dina memakai fotonya saat chating. Maklum tebar pesona diinternet.
Din, gw blh curhat nggak sama lho!!!???.boleh balas dina spontan. Gw lagi jatuh cinta nih sama teman gw!!, dina merasa kecewa dengan curhatan rudi itu. Siapa itu rud?tanya dina kecewa. Cewek itu adalah kamu!.apa!!! kamu bercanda yah tanya dina dengan hati gembira. Nggak gw nggak bercanda. Itu beneran kamu!!, sahut rudi. Tapi kita kan belum pernah ketemu.. rud!!???. iya aku tau tapi aku kenal kamu kok. Kamu itu sekolah di sma 256 khan?? Kelas 11 ipa.
Kok kamu tau sih, tanya dina kebingungan. Yah tau aja. Dan kamu suka banget mawar putih!!.iya kan???. Iya kok tau sih??, tanya rudi tambah kebingungan. Jadi kamu mau nggak jadi pacar ku. Iiiyyya udah aku mau�.!!!!!. dalam perasaan dina dia senang karena bisa jadian sama rudi, dalam hati kecilnya berkata kalo rudi itu orang yang dia kenal. Dina kok diem?? Sahut rudi. Nggak kok, jawab dina ragu-ragu. Eh sebenarnya aku teman kamu di sekolah!, kata rudi ragu-ragu. Oh yah trus kamu itu syapa donk?. Aku itu rudi?!!. Perasaan di sekolah gw nggak ada nama rudi deh?!, jawab dina bingung. Nanti kamu juga tau, eh kamu tau siapa yang selalu ngirim kamu bunga mawar putih. Nggak tau, emang siapa. Aku!!!. Apa! Kamu nggak bercanda?. Nggak!.oh jadi kamu yang selama ini ngirim aku mawar putih?.iya.
Tidak terasa sudah sore. Dina langsung ganti baju dan pergi keluar kamar. Dina kamu nggak makan?.iya ma, ini dina mau ambil piring!!.yah udah, kata ibunya sambil ke taman buat nyiram tanaman. Setelah makan dina nelfon temen-temannya untuk datang kerumahnya. Beberapa lama kemudian bel dirumah dina berbunyi. ding..dong dina langsung menuju ke pintu, tiba2 dina�. Suara teman-temannya yang menggetar dirumahnya. Hei akhirnya kalian datang juga! Ayo kekamar gw ada yang mau gw omongin.
Dina langsung bercerita tentang apa yang terjadi di internet. Eh ternyata yang chating ma gw itu orang yang selalu ngirim gw mawar putih, kata dina sambil tersenyum. Eh lo tau nggak tadi gw di tembak sama si rudi, tambahnya lagi. Yang benar lho!!, tanya rini kaget!. Yah iya lah emang lo pikir gw boong!. Jawab dina kesal. Iya enggak gitu juga sih!!. Eh jadi rencana kita gimana nih?, tanya eka. Hmm� dina berfikir sejenak. Ah gimana kalo besok kita pagi-pagi banget datang kesekolah buat ngeliat siapa yang selalu ngirim lo bunga din, jawab vita spontan. Ide lo bagus juga vit!!. Ok besok pagi kita datang jam 6 kesekolah? Gimana mau nggak, tanya dina. Ok-ok kita mau, asal lo jangan telat datengnya!! Kata vita. Beres gw bakalan dateng lebih awal dari kalian. Ok kita berkumpul di taman. ok!!
Pagi ma, pa!!. tumben dina bangun pagi hari ini? Tanya ibunya. Iya ma dina lagi janji ma teman-teman!. Oh!! Kemarin kamu kesal karena jamnya bangunin kamu pagi-pagi?. Itu kemaren ma skarang aku lagi janji ma teman jadi pergi kesekolah pagi banget. Bilang sama teman-temanmu itu tiap hari aja kalian janjian supaya kamu itu tidak terlambat kesekolah, kata bapaknya. Ah papa bisa aja!, kata dina. Udah yah! dina pergi dulu!!. Din kamu nggak pergi ma papa aja?. Ah nggak usah pa! dina pake mobil aja nanti dikirain dina anak papa lagi!. Dada�. Papa dada� mama. Iya hati2 dijalan yah din!. Iya ma!
Sesampai di sekolah dina melihat teman-temannya sudah menunggun di taman. Sorri gw telat. Katanya mau sampai lebih awal dari kita, kata rini mengoda. Bisa aja lo rin!!. Ok yah udah kita langsung ke mobil gw aja supaya kita bisa tau siapa yang ngirim gw bunga, tambah dina. Eh lo bawa mobil yang mana nih? Tanya eka penasaran. Mobil yang satunya, yang gw belom penah bawa ke sekolah ko!. Ok let�s go, kata vita.
Dengan hati yang penasaran mereka menunggu pangeran yang memberikan dina bunga akhir-akhir ini. Karena dia tidak muncul juga, dan sudah banyak murid mereka langsung kekelas dan tidak menemukan mawar!. Din, kok bunganya nggak ada sih!, kata vita. Iya yah! Beberapa saat kemudian bel berbunyi, dina masih memikirkan siapa yang mengirim dia bungal. Dia tambah penasaran pada cowok bernama rudi itu. Saat istirahat mereka pergi ke kantin. Seperti biasa dina selalu di lirik cowok-cowok yang ada di kantin.
Tak berapa lama putra datang. Halo din!!. Mau apa lo kesini, tanya vita jutek. Ihh jutek banget sih n�tar cepat tua loh!!. Eh sudah-sudah!! Kata dina menenangkan mereka. Eh lo itu kan sekelas ma roni? Boleh nggak gw tau nomor hp nya, tanya eka membujuk. Bercanda lo ka, eh di kelas lo siapa sih yang selalu main internet?, tanya dina penasaran!. Nggak tau juga yah!!. Dina langsung melihat roni yang duduk di meja depan dengan spontan dia bilang rudi?!!. Rudi? Tanya rini. Eh gw boleh bicara nggak ma kalian bertiga?, sini!!!. Ada apa sih din lo kok kayak orang nggak waras gitu?. Bercanda lo rin, perasaan gw roni itu rudi!!, kata dina sambil menatap roni. Kok lo bilang gitu sih? Tanya eka penasaran. Lo pernah merasakan cinta kan?. Ya iya lah jawab mereka spontan. Nah itu gw merasa selama ini roni itu rudi karena firasat gw bilangnya kayak gitu. Iya juga ya din? rudi, roni, rudi, roni, tuh kan namanya mirip, kata vita. Eh trus apalagi kata rudi di internet? Tanya rini. Dia bilang kalo dia itu jatuh cinta ma gw udah lama dari mos!!, katanya lagi gw cewek pertama yang dia tembak. Nah mungkin saja itu roni, dia kan belum pernah nembak cewek? Kata rini. Eh itu putra, kita tanya aja sama putra. Put, lo pernah nggak dengar kalo roni itu selalu main internet? Tanya dina penasaran. Oh iya, dia bilang dia itu selalu main internet dan dia suka sama cewek yang di internet!. Ah, yang benar lo! Tanya dina penasaran. Yah iya lah kemarin katanya dia nembak tu cewek. Trus-trus� sabar non! Yah iya trus apa. Dia bilang tu cewek nerima dia untuk jadi pacarnya. Trus apalagi. Dia bilang lagi tu cewek dia suka banget!!. Oh yah? Tanya dina gembira!.
Put� sini donk, teriak alex teman roni. Tidak berapa lama kemudian putra datang ke meja dina. Din, lo di panggil roni tuh!. Dia nunggu lo di taman katanya cuman lo sendirian aja. Ok thanks yah, kata dina sambil berjalan ke taman. Sesampainya disana roni sudah menunggu dina dan menyuruh dina duduk disampingnya. Din, mungkin lo udah tau siapa rudi pacar lo dalam internet itu, kata roni sambil tersenyum manis. Iya itu e�lo kan?. Iya lo benar din itu gw, gw nggak berani ungkapkan kalo gw itu suka banget ma lo. Kenapa?, tanya dina. Karena gw belum pernah nembak cewek, gw bertekat gw bakalan nembak cewek jika cewek itu adalah cewek yang paling gw sayang, dan cewek itu adalah lo din, gw sayang banget ma e�lo. Tapi kenapa lo nembak gw di chating, kenapa nggak terus terang aja. Yah, itu tadi gw malu, tapi semalam gw berfikir lagi dan akhirnya gw berani ngomong ama lo. Lo mau kan jadi pacar gw?. Kan udah gw bilang di chating kalo gw mau pacaran ma lo. Ah yang benar din?. Iya gw juga sayang ma lo ron, jawab dina.
Sejak pertaman gw ketemu e�lo din gw udah suka ma e�lo!. Tapi dimana kita pertama kali bertemu ron?. Di aula, waktu itu kita lagi mos. Dan gw ma teman2 nggak nyanyi terus kita di suru maju kedepan untuk nyanyi dan pada saat itu lah gw jatuh cinta ma lo, tapi e�lo malah nggak memperhatikan gw. Waktu pembagian kelas untuk mos, lo di gugus mawar kan?. Iya, kok lo tau?. Iya gw ngeliat elo berdiri. Ohhh!! Gitu. Jadi skarang kita udah resmi donk pacaran?, tanya roni ragu-ragu. Iya kita skarang pacaran. Kemudian roni memegang tangannya dina. Dan teman-teman mereka mengejutkan mereka. Chiye ada yang beru jadian nieh�!!!. Mereka berdua tersenyum lebar!!.
 
kepergian Kailya
### � mungkin aku tak bisa membahagiakanmu, tapi paling tidak
Izinkan aku memberikan yang berlebih pada diriku untuk mu�
Maafkan aku atas kata2 yang tak terwujud�,maafkan aku atas kebisuanku
Selama ini�.�
Dariku
Yang takut akan kehilangan dirimu
Rhyo armadana ###



Pagi masih terlihat sejuk, burung-burungpun terus bernyanyi diatas pohon depan kamarku, entah kenapa hari ini aku merasa bersemangat.., mungkin karena aku akan bertemu dengan Rhyo sepulang sekolah nanti. Setelah sebulan lamanya aku tidak bertemu dengannya jangankan bertemu mendengar suaranya saja juga tidak. Sesampainya disekolah wendy dan lintang sudah menunggu aku dikelas.�ly�, gimana nanti? Pasti kamu sudah gak sabar yah..?.tanya wendy sedikit ingin tahu.�iya nih wen, aku jadi pingin buru-buru pulang aja� ya ampun kailya�kitakan baru masuk�!sindir lintang dengan mengeleng-gelengkan kepalanya sambil menepuk bahuku.*** ah�akhirnya bel pulang berbunyi tanda pelajaran kami sudah selesai, dengan bergegas aku langsung pamit pulang duluan..Aku menunggu dikantin didepan sekolah, aku lihat jam ternyata masih jam setengah satu, sedangkan Rhyo janji menjemputku jam satu nanti disini..sambil menunggu waktu itu tiba aku minum es kelapa trus nonton TV deh�..Akhirnya Rhyo datang juga meski terlambat 15 menit. Aku lihat ia begitu murung, sorot matanya nampak menggambarkan kesedihan yang mendalam. Hai..Kailya apa kabar?...tanya rhyo sambil menecup keningku. Begitu hangat kecupan Rhyo..,Seakan-akan melepas rindu yang mendalam. Aku tak banyak berkata-kata aku hanya ingin tahu saja Rhyo�, kamu kenapa kok hari ini aku liat kamu aneh, kamu punya masalah,kenapa ?..ada apa ?..,aku semakin mengkhawatirkan orang yang selama lima tahun ini telah menjadi pacarku.Aku tahu betul apa yang menimpanya..
Sebelum Rhyo menjawab aku sudah diajaknya pergi meninggalkan kantin.selama perjalanan Rhyo terus menggenggam tanganku sambil mengendarai motor yang kami tumpangi dengan pelan namun pasti Rhyo mengajak aku kepantai, dan ini untuk yang pertama kalinya ia mengajak aku ketempat seromantis ini. Kami berjalan menyusuri pinggir pantai sambil merangkulku Rhyo tiba-tiba saja bercerita�.�kamu ingin tahu aku,kenapa selama satu bulan ini aku tidak menghubungimuatau bahkan menemuimu..?�aku tau itu karena kamu harus keluar kota untuk bekerja, mungkin kamu sibuk makanya kamu tidak menelephon aku..hanya itu yang aku tahu�� bukan karena itu Kailya�masih banyak yang kamu belum tahu tentang aku Lya�, mungkin kamu terlalu baik untuk aku,kamu selalu berusaha untuk berada dekat aku saat aku merasa kehilangan semangat,saat aku merasa benar-benar tak berarti lagi untuk jadi orang yang kau cintai..� jangan katakana kamu tidak mencintaiku lagi, Rhyo?! , aku tidak ingin mendengarnya�.� Bukan lya�! � lalu apa..??..� tidak mungkin aku tidak mencintaimukamu sudah terlalu memenuhi seluruh pikiranku selama ini.., terlalu banyak cerita yang kulalui bersamamu, tak pernah sedikitpun kamu menyakiti perasaanku, kamu selalu membuat aku tersenyum, bahkan tertawa disaat disaat kesedihan melandaku.�*** Rhyo mengajak aku untuk menumpangi perahu berdua saja dengan makanan dan minuman yang tertata rapih dimejanya ada dua lilin dan satu tangkai bunga mawar dan secarik kertas berwarna biru tertuliskan namaku �KAILYA PERMATA�
� mungkin aku tak bisa membahagiakanmu, tapi paling tidak
Izinkan aku memberikan yang berlebih pada diriku untuk mu�
Maafkan aku atas kata2 yang tak terwujud�,maafkan aku atas kebisuanku
Selama ini�.�
Dariku

Yang takut akan kehilangan dirimu
Rhyo armadana

Aku seakan � akan telah terlelap dalam mimpi indahku�mimpikah aku�? �tidak Kailya�kamu tidak bermimpi kamu sedang bersama aku sekarang�. Rhyo ayo kita pulang sudah sore nanti mama marah,?..�tenang aja lya.., tadi aku sudah izin sama mama untuk mengajak kamu pergi dan pulang larut. Terlalu banyak yang sudah kamu perbuat untuk ku Yo.., tapi sesungguhnya aku mengenalmu, aku tau sebelum kamu mengatakannya padaku�, yang aku butuh bukan kata2 manis,atau puisi,bahkan setumpuk bunga mawar, karena yang aku butuh hanya kamu dan bersamamu dalam setiap detik yang aku punya, ada kamu yang menjaga aku, ada kamu yang membuat aku semangat.
*** Enam bulan berlalu akhirnya aku diterima disalah satu universitas tempat dimana Rhyo kuliah dulu, belum lagi wendy dan lintang juga diterima ditempat yang sama. Ini hari pertama aku masuk kuliah, dan tadi Rhyo yang mengantar aku kekampus�Saat aku sedang mengikuti OSPEK semuanya masih berjalan lancar�sampai saat aku merasa seluruh badanku remuk kepala ku pusing dan aku tak tau apa yang terjadi lagi setelah mataku terpejam dan terjatuh�.Sadar2 aku sudah berada diruang perawatan kampus,..Ly�.,kenapa kamu, kamu belum makan yah�?tanya lintang dan wendy mengkhawartirkan aku. Loh kok kalian boleh masuk kesini..ia sekarang kita sudah diizinkan pulang oleh kaka senior.
Satu minggu berlalu entah kenapa akhir2 ini badan aku terasa pegal2 belum lagi rasa nyeri ditulangku�,dulu aku juga pernah seperti ini dan sudah diperiksakan kedokter aku hanya tidak boleh terlalu lelah saja. Setelah minum obat hilang semua. Tapi kok sekarang tambah parah yah�,sudah dua hari aku tidak masuk kuliah, tentu saja semua jadi khawatir akan keadaan ku.tiap hari setiap pulang kuliah wendy dan lintang selalu menemaniku dirumah belum lagi perhatian Rhyo yang membuat aku merasa jadi ratu�.
Satu tahun berlalu begitu lambat mungkin karena sakit yang aku rasakan sehingga selama setahun belakangan ini aku selalu keluar masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama, aku tidak tau sakit apa, karena selama ini dokter yang memeriksaku hanya berbicara dengan mam atau Rhyo dan ketika aku Tanya mereka menjawab aku hanya tidak boleh kelelehan. Aku jadi penasaran�.,
Satu minggu berjalan lancar badanku terasa lebih enak,tulangku pun menjadi lebih bersahabat,sehingga aku beranikan diri untuk meminta Rhyo untuk jalan2 keluar rumah�Akhirnya Rhyo menyetujuinya dengan persetujuan mama tentunya,Rhyo mengajak wendy dan lintang juga pasti seru deh. Rhyo menjemputku setelah berpamitan kita melaju ke tempat wendy dan lintang.lalu kita pergi berempat kesalah satu tempat karoke dijakarta karena aku yang memintanya,entah kenapa aku ingin sekali bernyanyi bersama mereka. Penuh canda tawa semuanya riang aku merasa tidak seperti orang sakit. Rhyo selalu tersenyum dan bernyanyi sambil melihat ke arahku sehingga membuat wndy dan lintang ngiri. � aduh..yang berduaan dunia milik berdua deh..sahut lintang agak sedikit mencibir sambil tertawa memandang wendy..� lintang�aku sayang kamu deh�jangan pergi dariku�?sahut wendy beriringan meledek aku dan Rhyo. Tiga jam berlalu dan kami menghabiskannya disini. Penuh canda tawa dan kenangan yang indah bersama mereka.
Hari ini hari minggu sudah pasti semua libur,kali ini aku meminta Rhyo untuk pergi ketempat wisata di Jakarta, kali ini wendy dan lintang juga ikut,aku membawa bekal secukupnyadan kamera untuk mengabadikan suasana disana nanti. Entah kenapa aku tidak ingin melewati hariku sendiri dan hanya sendiri�Kami pergi dan disana banyak kejadian yang menyenangkan. Kami berfoto dan selalu bersama banyak sekali foto dan gaya2 kami �
Keesokan harinya aku ingin sekali pergi kevilla bareng dengan mereka dan keluarggaku tapi kata Rhyo aku sudah terlalu lelah bagaimana kalau kita undur saja jadi minggu depan dan kebetulan juga bertepatan dengan ulang tahunku.yah..aku pun mengiyakannya.Keesokan harinya Rhyo rutin datang kerumahdan bicara dengan kedua orang tuaku. Aku sempat mendengar percakapan mereka yah apa lagi kalau bukan pestaku nanti. Mama sibuk menelephon saudara,papa dengan Rhyo sibuk.
menyiapkan acaranya nanti,belum lagi wendy dan lintang sibuk dengan mamamerinci siapa saja temanku yang akan diundangnya.Entah kenapa aku jadi semakin sedih,..ternyata banyak sekali orang2 yang menyayangiku selama ini, aku

beruntung memiliki mereka disisiku� ah�tubuhku menggigil dan kurasakan dingin,aku juga merasakan sakut yang luar biasa di tulangku.Tapi aku tidak mau mereka semua mengkhawatirkan aku aku sengaja menyembunyikan sakitku..aku berkaca oh..alangkah pucatnya aku seperti kehabisan darah rambutkupun makin menipis�TUHAN kenapa aku,ada apa dengan tubuhku?....Tiba2 saja wendy dan lintang masuk kekamar tanpa mengetuk pintu.�hai�Ly, cie yang mau ulang tahun ngaca mulu nih�sahut situkang celetuk lintang�.,kita kesalon yuk aku ingin memotong rambutku ajak wendy?� aku juga mau crembat nih�yuk Kailya kamu sekalian aja mempercantik diri buat ulang tahun nanti.
Sepulangnya dari salon memang sih badan ku agak rilek , Besok sudah acaranya semua jadi semakin sibuk..Malam ini aku tidur tidak nyenyak untung saja ada Rhyo tiba2 datang kerumah sambil membawa kue kecil bertuliskan happy b�day Kailya dan 21 lilin menandakan usiaku sekarang Rhyo menyanyikan Happy B�day untukku tepat jam 12 malam.Selamat ulang tahun yah sayang�sambil mengecup keningku..semoga cepat terlepas dari rasa sakitmu..apa yang kau inginkan akan terwujud..Makasih Rhyo aku gak pernah nyangka kamu akan datang ..aku pikir seperti biasa hanya telephone dan keesokan paginya baru kamu datang��aku kan ingin kasih kamu sesuatu yang berbeda apa lagi untuk calon istriku�sambil menunjukan cincin yang rhyo bawa untukku maukah kamu bertunangan dengan ku KAILYA..? hanya airmata yang kusematkan dipipiku aku tak mampu berkata Jelas Rhyo aku mau�sambil memeluk Rhyo..Rhyo pun memakaikan cincinya dijari manisku�*** Sesampainya divilla aku merasa lega entah kenapa aku merasa semua bebanku terlepas hilang tertiup angina��acara sudah mau dimulai sayang�,semua sudah berkumpul didalam..�suara Rhyo yang tiba2 muncul diiringi sebuah kecupan dipipiku dan memelukku. Rhyo�kamu janji yah apapun yang terjadi nanti dengan aku kamu tidak boleh menangis� iya aku janji�kamu bicara apa sih..kok ngomongnya kaya mau pergi kemana aja?..dah yuk kita masuk�
Akhirnya acaranya selesai juga sungguh aku lelah�tapi aku senang..yang lain sedang asik bermain.disini hanya ada aku Rhyo dan dua sahabatku.kami bicara panjang lebar.kali ini aku yang banyak bicara..� aku Cuma mau ngucapin terimakasih sama kalian semua karena kalian sudah jadi yang terbaik, jadi pacar yang setia,jadi teman bahkan saudara terimakasih karena sudah membantuku mewujudkan mimpi terakhirku��mereka menangis sambil memeluk aku tiba2 saja aku tak ingat apa2yang aku ingat malaikat sudah menjemputku�KAILYA�����..semua berteriak,semua menangis meratapi kepergian KAILYA�raut wajah kesedihan tampak jelas terlihat diwajah orang2 yang aku sayangi.sebelum aku benar2 pergi izinkan aku TUHAN untuk memeluk mereka orang2 yang aku kasihi..sampai akhirnya aku benar2 telah pergi keduania lain�.
*** Satu tahun setelah kepergian KAILYA,Rhyo datang kemakam kailya dengan membawa kotak kecil yang diikan rapih dengan pita.�Lya�aku datang dengan membawa hadiah untukmu, ini foto2 terakhir kebersamaan kita sebelum kepergianmu satu tahun yang lalu.aku belum sempat memberi tahumu..Fotonya lucu2 apa lagi kamu terlihat sehat.sampai2 aku gak pernah nyangka kamu menderita kangker tulang.sebenarnya aku tahu sejak awal ,saat itu aku tiba2 menghilang selama satu bulankarena aku tidak bisa terima orang yang aku sayangi menderita penyakit separah ini.aku tau dari mama dan dari dokter yang memeriksa kamu..maafkan aku jika aku menyia2kan kamu waktu itu. Makanya aku ingin tebus semua kesalahanku dan aku akan membuatmu bahagia sampai akhirnya kamu telah pergi untuk selamanya�
Jika ada hal yang terindah dalam hidupku aku yakin hanya kamu yang terindah�,jika aku boleh memutar waktuku lagi aku yakin hanya kamu yang aku pinta kembali. Tenanglah disana dimana kamu tidak pernah merasa sakit�aku akan menjaga kenangan kita selamanya��..
 
 
Cerita Ku
Hi Diary ku...

Dy...,


Hari - hari yang aku lewatin sama Mr " B ", selalu indah bgt. kalau aku lagi bt, lagi kesel, lagi jenuh sama kerjaan, trus kalau udh denger suara dia / ketemu sama dia, bt,kesel aku lsg ilang Dy, gitu jg sebaliknya. Kadang aku ngerasa, kok bisa ya, aku yang selama itu cuma kenal lwt tlp dan sms, trus ketemunya baru sekali, lsg bisa jadian, bahkan punya plann ke pernikahan, mungkin ini rencana Allah yang terindah bwt kita ber'2. 1 1/2 thn yang lalu pas aku putus sama mantanku, aku down bgt, dulu aku jadian sama mantanku 6thn, pas aku putus sama mantannku, aku tuch down bngt, pincang gitu,terlebih waktu itu hub kita serius, tapi coz ada perbedaan yang ga bisa kita satuin, akhirnya kita ambil keputusan untuk putus. 1 1/2 thn, aku berubah drastis bgt, jadi pendiem bgt, jadi dingin bgt sama cowo, waktu itu aku konsen bgt ke kerjaan aku, aku ga pernah mikirin cowo Dy..., sampe mama ku mau ngenalin aku ke anaknya temen aku, tapi aku ga mau. Sampe pas aku b'day tgl July, 16Th kemaren, selesai aku sholat, mama nyamperin aku, aku sama mama cerita byk hal, mama sedih bgt liat sikap aku yang berubah drastis. satu yang aku inget dari omongan mama " mama seih bgt liat perubahan kamu, mama tau kamu sedih, tapi kamu harus bisa ngelupain semuanya, kamu harus bisa buka diri kamu, mama yakin, Allah punya rencana yang indah buat kamu, mama yakin suatu saat nanti, entah kapan, kamu bisa dapet yang jauh lebiih baik buat hidup kamu, Allah lebih tau yang terbaik buat kamu nak.mama, ayah & ade2 kamu, kangen sama kamu yang ceria, yang kalau plg kantor sering ngejailin ade2 kamu, yang suka bercanda sama mama kalau kita lagi masak bareng, kita semua kangen bgt sama kamu nak, minggu bsk kita liburan yuk, udah lama kan kita ga liburan bareng2 ", pas mama ngomong itu, aku nangis di pangkuan mama, mama ngusap2 kepala aku. duh, omongan mama ngena bgt di hati aku Dy.selama ini aku lupa kalau aku masih punya keluarga yang sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanggggg bgt sama aku. Pas aku cerita sama mama ttg Mr " B ", dan mama kenal sama Mr " B ", mama responnya baik bgt, mama & kel setuju sama hub aku & Mr " B ",

Segitu dulu ya cerita dari aku... bsk aku cerita2 lagi,,,

makacih ya yg udh mw baca



Love...


Diah
Gadis itu masih juga sendiri duduk di bawah pohon beringin yang rindang, keadaan sekeling memang sedikit aneh, tak jarang ada yang bicara sendiri sambil tertawa lepas, ada yang berteriak-teriak histeris ketakutan dan ada pula yang mengomel tak henti-henti tapi entah dengan siapa. Tepatnya sudah satu bulan gadis itu berada di tempat ini, sesuatu yang mungkin juga asing untuknya. Padahal senjapun sudah ingin berlalu, karena harus digantikan dengan malam. Matanya menatap lepas keangkasa, seperti menanti kehadiran kerlip bintang, tapi tatapan itu kosong, mulutnya nampak berguman seolah dia sedang bicara dengan seseorang, sembari tersenyum jemari-jemari lentiknya memainkan ujung-ujung rambut yang tergerai lepas tertiup angin senja.

Mata itu masih disitu, menatap ke angkasa tampa reaksi nyata. Namun ada basah di sudut matanya, mengalir jadikan menganak sungai namun tidak sedikitpun dia menyekanya atau sesungukan seperti lajimnya orang menangis. Malam mulai menjemput, menghadirkan bulan yang datang dengan malu-malu menyembul di pelataran angkasa luas bersama bintang-bintang gemerlap. Sunyi yang ada hingga terdengar jelas nyanyian serangga malam menghadirkan lagu kidung malam, disegudang keperihan dalam kegelapan. Iya dia masih disitu kini terdengar lirih suaranya melangukan kidung kerinduan akan sesuatu untuk bisa dia dekap dalam hadir nyata. Malang sungguh telah hadir di kehidupannya kini, tiada siapa yang bisa tau akan apa yang telah terjadi dalam kenyataan yang pernah dihadapinya saat harus kehilangan semua yang di cintai.

Adakah puing-puing berserakan kan bisa menjadi kesaksian yang nyata? Bisakah sang angin beritakan kejadian yang sesungguhnya dan bisakah sang senja kala itu menaungi rasa takut yang mencekam diri dan saudara-saudaranya. Saat itu yang ada hanya pasrah dalam doa, entah hari ini atau lusa dia atau keluarga yang lain yang menjadi giiliran kebiadaban perang.
Sore itu, sekembalinya dari sekolah, belum sempat Diah melepas seragam sekolah dan melepas penat karena seharian berkutit dengan pelajaran, tiba-tiba bapaknya dan ibunya menyuruh Diah dan adik-adiknya agar siap-siap karena mereka harus pindah untuk sementara ke desa sebelah.
�memangnya ada apa lagi pak?� tanya ku penasaran saat sehabis sholat Isya berjamaah, meski aku sudah menduga pasti ada kerusuhan lagi yang akan terjadi di desa ini seperti yang sudah-sudah. �kabarnya penduduk desa mendengar kalau akan ada penyerangan oleh perusuh-perusuh kedesa kita�. Aku dan adik-adikku cuma bisa membayangkan kengerian pasti kan terjadi. Malam itu kami sekeluarga berjaga-jaga agat tidak tertidur terlampau pulas. Ku lihat ibu membelai kening si kecil Milah yang saat itu masih berumur tujuh tahun dan adikku Ridho berusia dua belas tahun. Tidak bisa rasanya mataku untuk terpejam walau barang sejenak. Bapak pun tak bisa menyembunyikan kegelisahan di raut wajahnya yang sudah termakan usia, namun masih nampak tegar meski terkadang sakit-sakitan. Ibu menatapku penuh kesedihan sekakan dia dapat merasakan kegelisahan dalam keluarga, apa yangkan terjadi nanti.


Saat pukul tiga pagi kami sekeluarga memang masih terjaga, kami sekeluraga mendengar teriakan-teriakan warga desa. �Ada perusuh datang! Ada perusuh datang!!� Rasa takutkupun kian mencekam, kupeluk Ridho yang tengah duduk disampingku. Tampa perlu di komando kami semua bersama warga keluar rumah, ibu pun berlari sambil mengendong Milah, sementara aku mengandeng Ridho, kami bersama warga coba menyelamatkan diri sebisa mungkin, karena warga juga bapak tidak menyangka kalau secepat ini perusuh-perusuh itu datang.



Pemandangan yang saat tadi hening mencekam kini kian menjadi riuh disebabkan teriakan dan lengkingan histeris para warga yang terkena sabitan senjata tajam, anak panah yang melesat yang menerjang tampa belas kasihan menghujam tubuh tampa dosa, serta peluru yang mebabi buta. Kami coba lari ketempat-tempat yang kami rasa aman, akhirnya aku dan keluargaku juga warga berlari menuju masjid. Ternyata mereka masih mengejar, kami dapat saksikan dari celah-celah kaca bagai mana mereka membakar rumah-rumah kami, bagai mana mereka meledakkan bom-bom disekitar kami.



Bukan tampa perlawanan kami lari, pemuda-pemuda desapun dengan sekuat tenaga memberikan perlawanan, tapi apalah kemampuan dari hanya sebilah golok dan bambu runcing. Bergelimpangan tubuh-tubuh mereka, ada yang tertebas kepalanya hingga putus. Ada yang terkena peluru di kepala dan tubuhnya, sekujur tubuh bersimbah darah, bau anyir darah, lantai dan pelataran sekitar banjir darah. �Ya Allah�ada lagi korban tepat di depanku dia jatuh bersimbah darah seraya memegangi dadanya yang terkena tembakan, disini darah disana pula darah dan erangan kesakitan, lantas mana bapak?� Ku tak kuasa menahan airmata, menyaksikan pemandangan yang memilukan, aku resah, aku bingung, karena aku tidak melihat bapak di sekitar kami. �Kak .Bapak!!� Ya Allah ternyata bapak telah terluka, terkena sabitan golok, Ridho memegangi bapak sambil menangis,�Pak�tahan ya pak�pasti kita selamat� �Bapak�!�ku peluk bapak yang bersimbah darah�sudah tak ku hiraukan lagi, darah membasahi bajuku. �Diah�jaga ibu dan adik-adikmu ya!� �Bapak!!! Aku dan Ridho coba menguncang bapak agar dia bangun..namun sia-sia. Belum usai sedihku tiba-tiba adikku Milah jatuh terbujur tepat juga dihadapanku dan ibu rebah bersimbah darah dan anak panah menancap di dada kirinya.



***


Gadis itu masih juga sendiri duduk di bawah pohon beringin yang rindang. Mata itu masih disitu, menatap ke angkasa tampa reaksi nyata. Namun ada basah di sudut matanya, mengalir jadikan menganak sungai namun tidak sedikitpun dia menyekanya atau sesungukan seperti lajimnya orang menangis. Gadis itu lirih berucap " Malam mulai menjemput, menghadirkan bulan sementara aku? sedih sepanjang hari, aku merasa kehilangan teramat sangat tampa bisa ku berteriak lagi, aku rindukan mereka menjemputku juga, menjemput kepelukan mereka hingga waktu tiba".
Satu yang tersisa yang ku punyapun pergi, karena terserang penyakit yang mewabah di sekitar pengungsian. Selamat jalan Ridho, ibu, bapak dan Milah juga ikut menjemputmu, meninggalkan kakak sendirian berpijak disini, entah sampai kapan semua kan tertahan di rongga dada, sesak jiwa bernafas walau sekedar menghirup udara.

Biarlah semua membisu, mematung di jejeran pemakaman ,gugurkan bunga kemboja pada pusaran, basah sudah ku hempaskan jiwa. Menyeka perih jika ada yang tertinggal saat tertidur tadi.

Ku ingin semua usai, kuingin semua hilang, tampa ada goresan pisau di lubuk hatiku, ku kehilangan jiwa dan angan kehidupan setelah semua hilang dari kehidupanku, dari yang di kasihi.

Ku terhempas lunglai, rapuh tampa tau kelanjutan hidupku, ku ingin semua usai, yah semua.

Tampa beban, ku ingin hari-hariku penuh ceria dan tawa, tiada mendung kesedihan di bola mataku

Ku ingin bebaskan jiwa penatku, bersenandung kidung manja milik ibu, kidung rindu milik bapak dan kidung riang milik adik-adikku.
Selamat jalan semua, ku ingin tidurku terpulas malam ini, tampa harus terusik oleh siapapun, kuingin terbang pergi kekayangan para dewa-dewi menata hari tampa letih dan kepedihan. Biarku tertidur disini, menjemput mimpi saat kembalikan hidup tampa sukma terjaga, ku ingin terpulas saat ini juga selamanya, bersama kerdil dan kebodohan yang tak bisa kutahan lagi, selamat malam mimpi, selamat tinggal kehidupan dan angan kepedihan , kusudahin hingga kehari ini.

�Suster Mira! mana Diah?� �Kenapa belum juga dia ada di ruanganya?� tanya suster Sri yang juga bertugas menjaga para pasien di rumah sakit jiwa tersebut. �Tadi dia ingin duduk-duduk di halaman samping�, �masa Diah belum masuk, malamkan sudah larut�, ujar suster Mira�, �Meski pikiranya agak terganggu tapi Diahkan tidak biasanya seperti ini�, Suster Sri resah. �Biar aku cari Diah�. Jawab Suster Rina yang baru tiba dari ruang sebelah dan kebetulan mendengar percakapan mereka.

�Ya ampun.. Diah.. apa yang sudah terjadi dengan kamu nak?!!!� Suster Rina menemukan Diah tergolek kaku bersandar di kursi tepat dibawah pohon beringin. �ternyata teriakan Suster Rina terdengar oleh yang lainya, hingga para petugas lainpun datang dengan penuh tanda tanya.

Ternyata Diah memang tidur untuk selamanya, menjemput kembali keluarganya, menjemput semua kenangan pedih untuk dilepaskan, meski jalan tertempuh salah, dengan seutas tali pengikat dilehernya.

Rembulan dan bintang kesaksian bisu yang takkan pernah berucap, meski tau apa yang terjadi, serangga malampun hanya bisa berkidung duka dengan nyanyian, malam kian merayap kelam di hempasan arus kehidupan, menyudahi untuk agar mentari esok tetap bisa bersinar kembali.